Bendung Krueng Pase Diduga Terbengkalai, Petani Minta Perhatian Khusus dari Presiden RI

  • Bagikan
Sawah warga mengalami kekeringan di Gampong Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Foto: tim durasi
Sawah warga mengalami kekeringan di Gampong Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Foto: tim durasi

ACEH UTARA- Petani di Gampong Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, meminta Presiden RI Joko Widodo untuk menurunkan tim khusus terkait penanganan proyek rehabilitasi Bendung Irigasi Krueng Pase yang berada di antara Kecamatan Meurah Mulia dan Nibong, Kabupaten Aceh Utara. Pasalnya, hingga saat ini belum rampung dan terkesan mangkrak, sehingga mengakibatkan terjadi kekeringan lahan sawah warga terdiri dari sembilan kecamatan di daerah tersebut.

“Perlu diketahui bahwa masyarakat di Aceh Utara di sembilan kecamatan dan satu diantaranya masuk Kota Lhokseumawe, sudah dua tahun mengalami kekeringan sawah para petani. Faktornya adalah lambannya pembangunan proyek rehabilitasi Bendung Irigasi Krueng Pase pekerja proyek bersumber dari APBN yang ditangani PT Rudy Jaya, itu sampai sekarang belum rampung 100 persen. Masyarakat terancam lapar akibat terkendala sumber air yang tidak bisa dialirkan ke sawah,” kata Keuchik (kepala desa) Gampong Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Murhadi, kepada wartawan, Rabu, 11 Januari 2023.

Murhadi menabahkan, masyarakat meminta perhatian tidak hanya kepada Bupati, Gubernur Aceh, tapi juga Presiden RI untuk memerhatikan nasib rakyat Aceh Utara terkait kondisi seperti ini bagaimana solusi terbaik. Jika perlu kalau perusahaan dari luar daerah yang menangani pekerjaan proyek Bendung Irigasi Krueng Pase tidak kunjung selesai dan dikerjakan asal-asalan, sebaiknya diputuskan saja kontrak mereka. Apabila proyek itu dikerjakan perusahaan lokal maka lebih mudah koordinasinya.

“Khususnya di gampong kami mengalami kekeringan sudah sampai 45 hari. Penyebab utama adalah Bendung Irigasi Krueng Pase belum berfungsi sama sekali. Lahan sawah milik petani Gampong Ampeh terjadi kekeringan mencapai 49 hektare, ini belum lagi di gampong atau kecamatan lain. Semua irigasi yang ada juga kering, tidak ada sumber air. Sejauh ini masyarakat memanfaatkan lahan sawah tadah hujan, tentunya sangat miris,” ungkap Murhadi. [] (Red).

 

  • Bagikan