Di UIN Ar-Raniry, Gubernur Lemhannas Bahas Penyiapan SDM Menuju Indonesia Emas

  • Bagikan
Gubernur Andi Widjajanto saat memberikan kuliah umum kepada civitas akademika di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Senin (16/1/2023). doc/Arkin

BANDA ACEH – Penanaman pengetahuan tentang dinamika lingkungan strategis kepada para mahasiswa dan akademisi tak henti-hentinya dilakukan Lemhannas RI. Hal itu dikatakan Gubernur Andi Widjajanto saat memberikan kuliah umum kepada civitas akademika Universitas Islam Negeri Ar-Raniry di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Senin (16/1/2023).

Kuliah umum yang membahas penyiapan SDM menuju Indonesia Emas 2045 tersebut juga diselenggarakan bersama Dewan Pengurus Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (DPD IKAL) Provinsi Aceh.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto mengharapkan, kepada civitas akademika Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh untuk melakukan kajian terkait transformasi Indonesia, serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi krisis pada masa mendatang.

“Ada dua hal harapan kita kepada civitas akdemika UIN Ar-Raniry, pertama antisipasi kemungkinan terjadinya resesi krisis kedepan, pada pertengahan tahun 2023 dengan dinamika yang terjadi secara global dan nasional,”

Kedua lanjut Andi, dapat juga dilakukan kajian-kajian terkait transformasi Indonesia ke depan terutama untuk Aceh, bisa terkait dengan konsolidasi demokrasi, transformasi ekonomi, bidang digital. Transformasi-transformasi itu dilakukan dengan mengutamakan pembangunan manusia dalam menyongsong terciptanya proses demokrasi ke depan.

Andi Widjajanto menambahkan, antara Lemhannas dan UIN Ar-Raniry juga sangat memungkinkan untuk dilakukan kerja sama berbagai program dan kajian ilmiah melalui Deputi Pengkajian Lemhannas RI, sehingga nantinya dapat membawa perubahan transformasi ekonomi di era digital secara signifikan.

“Program kerja sama antara Lemhannas RI dengan UIN Ar-Raniry, secara cepat dan dalam waktu dekat dapat dilakukan, seperti pada FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan) untuk melakukan kajian tentang advokasi, serta juga dilakukan berbagai kajian lainnya dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry,” ujar Andi.

Sebelumnya, mewakili Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Khairuddin dalam sambutannya saat membuka Kuliah Umum mengatakan, bahwa UIN Ar-Raniry Banda Aceh memiliki visi Energi Kebangsaan Senergi Membangun Negeri, hal tersebut sangat relevan dengan tema kuliah umum hari ini, yaitu Penyiapan Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Emas tahun 2045 Dalam Konteks Ketahan Nasional.

Selain itu lanjut Khairuddin, UIN Ar-Raniry Banda Aceh saat ini memiliki 53 program studi baik prodi agama, umum, sains dan teknologi siap melakukan berbagai program kolaborasi dengan Lemhannas.

“Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi dengan terima kasih atas kesediaan Gubernur Lemhannas RI untuk menyampaikan kuliah umum di Kampus Jantong Hate Rakyat Aceh ini, serta memberikan peluang kerja sama dalam rangka meyongsong menuju Indonesia Emas tahun 2045 mendatang,” ujar Wakil Rektor bidang Admnistrasi Umum Perencanaan dan Keuangan UIN Ar-Raniry, Prof Khairuddin.

Gubernur Andi Widjajanto saat memberikan kuliah umum kepada civitas akademika di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Senin (16/1/2023).

Kuliah umum yang dipandu Ketua Ikatan Alumni Lemhannas Aceh, Prof Dr Syahrizal Abbas dihadiri 250 peserta, terdiri dari unsur pimpinan, para guru besar, dosen dan unsur mahasiswa di Lingkungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Sementara itu, Ketua DPD IKAL Aceh, Prof Syahrizal Abbas menyebutkan bahwa saat ini alumni Lemhannas RI di Aceh mencapai 200 orang lebih, baik alumni dari program PPSA, PPRA, TOT, TAPLAI maupun P3DA.

Mereka alumni dari berbagai unsur, antara lain dari akademisi, politisi, birokrat, praktisi dan berbagai latar pekerjaan lainnya.

“Alumni Lemhannas Aceh telah bersinegi dengan pemerintah Aceh, Perguruan Tinggi, Perbankan dan sejumlah lembaga lainnya dalam membantu percepatan pembangunan di Aceh.

Saat ini berbagai persoalan di Aceh mulai dari persoalan ekonomi, kemiskinan, lapangan pekerjaan dan politik yang terjadi di Aceh, terhadap hal tersebut IKAL telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya melakukan kajian, seminar dan diskusi. Hasil dari kajian tersebut direkomendasikan untuk disampikan kepada pemerintah Aceh serta pihak terkait,” pungkas Prof Syahrizal. (*)

  • Bagikan