Petani Sawah Krisis Air, Ruslan DPR RI Tekankan Kontraktor Rehabilitasi Bendung Krueng Pase

  • Bagikan
Anggota DPR RI Ruslan M. Daud asal Aceh (di tengah yang mengenakan jaket dan topi hitam) meninjau proyek pembangunan Bendung Kreung Pase yang berada di Gampong Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara. Foto: tim durasi
Anggota DPR RI Ruslan M. Daud asal Aceh (di tengah yang mengenakan jaket dan topi hitam) meninjau proyek pembangunan Bendung Kreung Pase yang berada di Gampong Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara. Foto: tim durasi

ACEH UTARA- Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), Ruslan M. Daud, meninjau proyek pembangunan Bendung Kreung Pase yang berada di Gampong Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara. Pasalnya, masyarakat setempat menilai pengerjaan proyek itu sangat lamban. Rehabilitasi bendungan itu bersumber dari APBN senilai Rp44 miliar lebih.

Kunjungan Ruslan ke Bengdung Krueng Pase didampingi Ketua DPC PKB Aceh Utara, Tgk. Samsul Bahri Ishak, Kabid Sumber Daya Air (SDA) PUPR Aceh Utara, Jafar dan sejumlah unsur Forkopimda. Rombongan anggota DPR RI itu disambut oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi dan Rawa II, Syafrepi, di Bendungan Kreung Pase, Senin, 9 Mei 2022.

Pengerjaan proyek Bendung Krung Pase di Kecamatan Meurah Mulia mulai dikerjakan pada November 2021. Namun, hingga saat ini baru dikerjakan sekitar 10 persen dari target pembangunan yang akan berakhir pada Desember 2022.

Pada kesempatan itu, Ruslan meminta kontraktor pemenang tender rehabilitasi Bendung Krueng Pase agar melakukan pembangunannya secara maksimal, dikarenakan bendungan tersebut berfungsi untuk sembilan kecamatan baik sayap kiri dan kanan yang berada di Aceh Utara.

“Awalnya kami mendapatkan laporan dari masyarakat proses pengerjaan rehabilitasi Bendung Krueng Pase sangat lamban. Akibatnya akan menghambat para petani di sembilan kecamatan untuk turun ke sawah atau bercocok tanam padi. Karena ribuan petani di daerah ini belum bisa menggarap lahan sawahnya,” kata Ruslan M. Daud, kepada wartawan, Senin.

Menurut Ruslan, maka pengerjaan proyek itu harus segera dilakukan dengan cepat. Petani berharap bendungan itu benar-benar direhab dengan baik agar bisa bertahan lama. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera-I untuk menegur dan mengevaluasi kontraktor pemenang tender proyek rehabilitasi Bendung Krueng Pase tersebut.

“Kita juga melihat di lokasi terdapat jembatan darurat yang dibangun pihak rekanan itu sudah ambruk ke sungai. Jembatan ini merupakan jalur utama bagi masyarakat khususnya petani maupun anak-anak sekolah yang menghubungkan dari Kecamatan Meurah Mulia ke Kecamatan Nibong, Aceh Utara. Sehingga aktivitas warga di kawasan itu terputus, tentunya harus segera dibangun kembali dengan standar darurat yang lebih baik lagi,” ungkap Ruslan, anggota DPR RI dari Komisi V asal Aceh itu.

Ketua Forum Komunikasi Peduli Petani Kreung Pase, Ismail Yusuf, mengungkapkan, selama pengerjaan pembangunan bendung irigasi Krung Pase, petani sawah dari sembilan kecamatan terkendala untuk menanam padi disebabkan krisis air. Masyarakat berharap agar mempercepat pembangunan bendungan hingga tuntas sesuai jadwal, supaya segera dapat dimanfaatkan para petani.

“Pengerjaan proyek ini dilakukan pihak PT Rudy Jaya yang berasal dari Jawa Timur. Kita meminta kepada rekanan untuk segera membangun kembali jembatan darurat yang ambruk tersebut, karena itu merupakan hal paling utama akses jalur yang menghubungkan antara dua kecamatan yaitu Meurah Mulia dan Nibong,” ujar Ismail. []

 

  • Bagikan