Ketua Dekranasda Aceh Utara Promosikan Batik Hai Pasee pada Hari Batik Nasional di TMII

  • Bagikan
Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Utara Awirdalina Mahyuzar mempromosikan batik khas Aceh Utara ‘Hai Pasee’ saat menghadiri kegiatan Hari Batik Nasional yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Selatan. Senin (2/10/2023).

JAKARTA – Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Utara Awirdalina Mahyuzar, menghadiri kegiatan Hari Batik Nasional yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Selatan. Senin (2/10/2023). Pada kesempatan itu Awirdalina turut mempromosikan batik khas Aceh Utara ‘Hai Pasee’.

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tahun 2023, Yayasan Batik Indonesia (YBI) menyelenggarakan kegiatan “Membatik Bersama” pada 2 Oktober 2023 berlangsung di Museum Batik Indonesia yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Dalam kegiatan ini YBI turut menghadirkan momen istimewa, di mana pengrajin batik dari berbagai daerah di Indonesia diundang untuk berkontribusi dengan karya batik yang mewakili identitas masing-masing daerah.

Ketua Yayasan Batik Indonesia Santi Wicaksono, sesuai arahan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menyatakan batik tidak hanya dirawat, tapi juga harus terus dikembangkan sesuai dengan perubahan zaman. Sehingga nantinya bisa terus lestari dan memiliki nilai jual lebih, baik di pasar domestik maupun mancanegara.

Kata dia, kegiatan hari ini semakin memperkuat museum batik agar batik kita lebih kaya dan lebih berpotensi ke depan. Simbol batik sangat powerfull bagi Indonesia. Museum Indonesia harus dijadikan sebagai tempat anak muda berkreasi lebih baik lagi.

Perayaan kegiatan “Membatik Bersama” tahun 2023 di Museum Batik Indonesia yang diadakan oleh Yayasan Batik Indonesia turut dihadiri oleh Ibu Wakil Presiden Indonesia Hj Muri Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya, Muri Ma’ruf Amin mengatakan Hari Batik Nasional (HBN) diperingati sejak lahirnya hari batik nasional yang diresmikan oleh badan PBB, Unesco, beberapa waktu lalu. Saat ini batik sudah mendunia, baik melalui pameran dan pagelaran. Namun begitu, batik tetaplah milik Indonesia sebagai bukti kekayaan budaya Indonesia.

“Saya berharap generasi muda tidak hanya gemar memakai batik, tetapi juga harus menggemari dan melestarikan batik. Harus ada keberlanjutan kolaborasi antara Kemendikbudristek, Museum Batik Nasional dan semua pihak agar batik Indonesia lestari selamanya,” harap Muri.

Secara terpisah, di sela-sela kesibukannya memperkenalkan batik khas Aceh Utara ‘Hai Pasee’ pada kegiatan Membatik Bersama, Ketua Dekranasda Aceh Utara Ny Awirdalina Mahyuzar mengatakan, ‘Hai Pasee” merupakan motif dan corak batiknya Aceh Utara. Untuk itu, Awirdalina mengajak masyarakat Aceh, khususnya Aceh Utara, untuk membumikan batik ‘Hai Pasee’ yang merupakan batik dengan motif khas Aceh Utara.

Pada kesempatan itu, Awirdalina turut memaparkan deskripsi simbol dan motif ‘Hai Pasee’, yakni bungong yang merupakan penamaan ornamen dengan bungong merupakan itikad indatu untuk menyampaikan bahwa masyarakat Aceh taat dalam beragama (patuh pada larangan untuk tidak menggambar binatang dan manusia).

Motif floral ini dinisbahkan ke bungong/bunga. Dengan mengharapkan keberkahan atau sampeuna sebagaimana tradisi tasawuf. Bungong geometrik dan arabesque, motif geometrik dan arabesque adalah ciri khas dari ornamen Aceh Utara.

Pada acara peringatan Hari Batik Nasional (HBN) tahun 2023 yang diadakan oleh Yayasan Batik Indonesia di Museum Batik Nasional TMII, Awirdalina turut mengikutsertakan pengrajin batik asal Aceh Utara yang selama ini terus mengembangkan batik ‘Hai Pasee’.

Kegiatan Membatik Bersama di Museum Batik Nasional TMII Jakarta Selatan turut mengundang seluruh Ketua Dekranasda Provinsi seluruh Indonesia. Dari Provinsi Aceh turut hadir Ketua Dekranasda Aceh Ayu Febiola Marzuki dan Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Utara Awirdalina Mahyuzar.

Awirdalina Mahyuzar mengatakan dengan ikut berpartisipasinya ‘Hai Pasee pada even nasional seperti ini diharapkan menjadi ajang promosi yang sangat baik bagi batik ‘Hai Pasee’. Sehingga ke depannya diharapkan pengrajin batik Hai Pasee mendapat nama di pasar batik nasional maupun mancanegara. (*)

  • Bagikan